Indikator lagging adalah jenis metrik keuangan yang mencerminkan kinerja historis atau tren masa lalu dari aktivitas ekonomi, sekuritas, atau pasar. Indikator ini memberikan konfirmasi tren jangka panjang dan perubahan setelah tren tersebut dimulai, sehingga berguna untuk memverifikasi pola, tetapi kurang efektif untuk memprediksi pergerakan di masa depan.
Apa yang dimaksud dengan Indikator Lagging?
Indikator lagging biasanya digunakan oleh investor dan analis untuk mengonfirmasi kekuatan dan durasi tren. Karena indikator ini mengikuti pergerakan harga atau perubahan ekonomi, indikator ini membantu memvalidasi tren yang sedang berlangsung. Indikator lagging yang umum termasuk moving average, tingkat pengangguran, dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Meskipun indikator-indikator ini tidak memprediksi tren masa depan, indikator-indikator ini memberikan wawasan berharga mengenai keandalan dan keberlanjutan tren saat ini. Investor sering menggunakan indikator lagging bersama dengan indikator leading, yang meramalkan potensi pergerakan di masa depan, untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang kondisi pasar.
Contoh Indikator Lagging
Anggaplah seorang trader menggunakan rata-rata pergerakan 200 hari sebagai indikator lagging untuk menganalisis tren jangka panjang saham. Jika harga saham secara konsisten berada di atas rata-rata pergerakan 200 hari, maka hal ini mengonfirmasi tren naik yang berkelanjutan. Sebaliknya, jika harga turun di bawah rata-rata bergerak ini, ini mengindikasikan potensi tren turun jangka panjang. Misalnya, jika sebuah saham telah naik secara stabil selama beberapa bulan dan harganya berada di atas rata-rata pergerakan 200 hari, pedagang dapat menggunakan indikator lagging ini untuk mengonfirmasi bahwa tren naik kuat dan kemungkinan akan berlanjut. Namun, karena rata-rata pergerakan 200 hari adalah indikator lagging, indikator ini hanya mengonfirmasi tren setelah tren dimulai, memberikan sinyal yang dapat diandalkan tetapi tertunda.